03/08/2021 Administrator 87 kali dibaca
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mengumumkan pemberian vaksinasi booster atau vaksinasi tahap ke-3 bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan. Vaksinasi booster ini rencananya akan dilakukan sesegera mungkin. Dalam langkah mendukung vaksinasi booster, Badan PPSDM Kesehatan melalui Sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia menyelenggarakan Webinar Sosialisasi Vaksinasi Booster Bagi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang turut dihadiri oleh Konsil Kedokteran Indonesia serta 31 Organisasi Profesi tenaga kesehatan.
Webinar kali ini menghadirkan empat narasumber yaitu Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rejeki, Ketua Komisi Nasional KIPI Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TropPaed, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI Prof. DR. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM dan Plt. Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS. Acara ini dipandu oleh moderator yaitu Sekretaris KTKI dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes.
Dalam sambutan Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Herbuwono menyampaikan bahwa pengorbanan tenaga medis dan tenaga kesehatan sangat besar. Namun kondisi tenaga medis dan tenaga kesehatan di lapangan banyak yang gugur saat menangani Covid-19. Maka dari itu pemerintah terus mencari model untuk melindungi mereka. Berdasarkan pengalaman empiris dari berbagai negara, pemberian vaksinasi booster sangat dibutuhkan. Vaksinasi booster ini akan berfungsi agar imunologi lebih terstimulasi sehingga dapat memperoleh kekebalan yang lebih baik.
Keempat narasumber melihat bahwa terjadi peningkatan kasus berat dan kritis di Indonesia sehingga mengakibatkan angka kematian meningkat. Prof. Dr. dr. Sri Rejeki menyampaikan bahwa kematian para dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia dari Maret 2020 hingga Juli 2021 mencapai 1.141 jiwa. Mutasi SARS-COV-2 saat ini adalah tantangan berat. Model booster adalah model yang paling baik untuk meningkatkan imun para tenaga kesehatan. Booster diperlukan untuk memperkuat respons antibodi terhadap varian baru. “Vaksinasi ketiga ini dilakukan setelah melakukan 2 kali vaksin dengan seri yang sama” Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI Prof. DR. dr. Iris Rengganis menambahkan.
Menurut penelitian yang dilakukan Bio Farma, idealnya vaksinasi booster dilakukan 6 bulan setelah vaksinasi kedua di lakukan. Jenis vaksin Moderna yang rencananya akan menjadi vaksin booster ini telah diuji keamanannya. Keamanan vaksin pun akan dipantau secara terus menerus. Setelah vaksinasi, sebagian orang akan mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imuniasasi (KIPI). “KIPI merupakan hal yang wajar dan umumnya muncul dalam 7 hari pertama. Biasanya sehari dua hari akan hilang sendiri serta tidak mengganggu aktivitas” Ketua Komisi Nasional KIPI Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.TropPaed dalam paparannya.
dr. Kirana Pritasari, MQIH selaku Plt. Kepala Badan PPSDM Kesehatan sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara berharap melalui webinar ini Organisasi Profesi dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan kepada seluruh anggotanya terkait vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan. “Pemerintah bersama Kementerian Kesehatan terus memperhatikan perlindungan bagi nakes. Melalui program ini semoga nakes bisa terhindar dari penularan infeksi dan memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Mari kita bersama-sama mendukung, bersatu dan saling mengingatkan teman sejawat” Ujar Plt. Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS menambahkan.